Kamis, 09 Februari 2012

Ledakan Motivasi melalui Kemping

Setiap anak adalah Unik, setiap Anak adalah Bintang, kalimat yang harus kita sadari bahwa kita tidak boleh menyamaratakan setiap anak....setiap anak mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Dan ketika masih di bangku TK, Azka udah mengenal kemping, dan pada saat itu pula ketika ada acara kemping, selalu ikut, ikut dan ikut, waloun pada saaat itu azka selalu ngeluh ketika pulang dari kemping, ngeluh bahwa kemping bagi azka saat itu, "nggak seruu, nggak rame,".

Padahal pada saat azka ketika acaranya seru-serunya dah tidur, yang kedua kalinya sakit gigi, jadi tidak menikmati bagaimana serunya Kemping, dan setelah itu azka ada perasaaan Trauma, ketika masuk SD, azka udah nggak mau lagi denger yang namanya Kemping.

Haduh...hatiku berasa miriis, kenapa dan kenapa sampe trauma kaya gitu, tapi dengan buah kesabaran, sedikit demi sedikit, aku selalu memberikan pengertian, Tentang kemping, aku selalu bepikir khawatir sampe gede tidak mau kemping.

Sedikit berbiacara pengalaman baru masuk SD, Azka bukan lah tipe anak yang masuk ke dunia barunya tidaklah langsung menerima dengan nyaman, tapi perlu proses Sosialisasi yang cukup panjang dengan begitu, ketika awal masuk SD pun aku butuh kesabaran, butuh banyak belajar menangani anak tipe azka, Alhamdulillah kerjasana dengan pihak sekolahnya, yang menurutku snagat intensif menangani Azka.

Dan tidak pernah absen juga konsul terus dengan Pak Ihsan Baihaqi (Pendiri dan Motivator PSPA) juga Psikolog Sekolahnya, juga Pak Maman bagian Kesiswaan sekolahnya, tentunya Pak Maman yang begitu sabar menangani Azka, Sungguh Luar biasa, dan tak lupa dengan wali Kelasnya saat itu Ibu Shofi, yaa saat itu masih teringat azka masih tersimpan ada perasaaan trauma tidak mau kemping.

Buah Kesabaran ketika masuk ke kelas 2 sekolahnya mengadakan Smart Camp di sekolahnyua, Azka udah mulai ada perasaan kekhawatitan, saya coba, memberikan semangat, dan memberikan pengertian makna dari Kemping itu sendiri.

Alhamdulillah berhasil, Azka mengikutinya, hatiku seh dah ada perasaan was-was...aku coba tinggalkan, besoknya di jemput dengan sumringah Azka bilang " mii..seruu loh..Kaka pengen Kemping lagi" Subhanalloh..berhasil juga aku memberikan suatu proses pengertian yang panjang. hehehe

Singkat cerita ketika masuk Kelas 3, anak-anak kelas 3 udah wajib ikut Super Camp, dan tempatnay bukan dilingkungan sekolah lagi, tapi diluar Sekolah, dengan waktu 3 hari...oouuww waktu yang cukup lama seusianya jauh dari orangtuanya.

Aku coba memberikan pengertian lagi, dan yang ini tidaklah sulit memberikan pengertiaannya, Azka udah merasakan kenyaman yang luar biasa di Sekolah begitu juga dengan Kemping, aku mulai memberika motivasi bagaiamna jauh dnegan orangtua, bagaiamna nanti ketika kemping selalu bersam-sam dengan teman-teman.

Alhasil azka memberikan suatu perubahan yang sangat positif setelah mengikuti Super Camp dari Sekolahnya, Subhanalloh, malah azka selalu bilang "kapan Kemping lagi mii.." Sungguh Berterimakasih pada Alloh YME, buat Semua pihak Sekolah terutama Pak Maman yang tak henti-hentinya memberikan semangat buat Azka yang luar biasa,,Jazakalloh ya Pak.. hehehe !!

Sungguh kemping suatu "Ledakan" Motivasi buat Azka, tentunya dengan kesabaran aku pada saat itu dan ini adalah suatu KAdo Istimewa buat aku dari Azka, dengan kenyamanan yang hasil yang luar biasa. Alhamdulillah..

Ahk Umi berapapun nilai Kaka, teteup kenyamanan Kaka di sekolah yang adalah nilai yang tinggi bagi Umi.,,sungguh,,,Luv u ka..!!!

Hilangkan Gengsi Minta maaf pada anak

Menjadi Orangtua bukan berarti selalu benar, Tak jarang Orang tua melakukan kesalahan kepada anak, sehingga membuat hubungan terganggu terhadap anak, Masih banyak Orangtua yang merasa benar dengan sendirinya, padahal belum tentu benar menurut anak, dan sering kita tidak menyadari pentingnya Minta maaf terhadap anak2 kita, berikut tips jitu bagaimana minta maaf terhadap anak kita tanpa mengurangi wibawa sebagai Orangtua  *sesuai pengalaman pribadi :)*:

Mengaku bersalah
  • Sadari bahwa anda telah membuat kesalahan, dan akui itu padanya. Inilah salah satu faktor penting dalam meminta maaf. Tak jarang ini sulit dilakukan, karena orangtua merasa gengsi. Lupakan gengsi, kalau memang tak ingin masalah terus berlarut.
Tulus

  • Ketika meminta maaf, anda harus tulus. Anak akan gampang mengetahui ketika anda membohonginya tentang hal ini. berilah Maaf yang serius." Ka..Maafin Ummi Sayaaang, ummi  salah, Ummi udah menyalahkan Kaka...Ummi akan hati-hati lagi knapa Kaka sampe mukul Azzam" padahal pengalaman ini Azzamlah yang duluan mukul kakanya, karena Kakanya lagi asyik nonton...tanpa sadar, setelah azzam mukul otomatis c kaka mukul kembali adiknya, yang terlihat terakhir, Kakanya yang mukul..kakanya yang salah, padahal nggak begitu, si adiknya disini yang salah...(kasus kecil deh  :)) kalo bisa ampe nangislah kita minta maaf, biar terlihat tulus dan serius hehee
Tenang
  • Meminta maaf dalam keadaan emosi akan percuma. Kalau anda belum bisa bersikap tenang, katakan padanya bahwa anda butuh waktu untuk sendiri, sebelum melanjutkan pembicaraan dengannya. Kemudian, pikirkan apa yang terjadi dan apa penyebabnya agar pikiran jadi tenang.
Tepat sasaran
  • Katakan permintaan maaf anda secara langsung dan dalam kalimat yang tidak berbelit-belit. Ingat, yang dimintakan maaf adalah sikap anda yang baru saja terjadi, bukan kepribadian anda. Misalnya, mintalah maaf atas kemarahan dan ucapan anda yang kasar, bukan atas kepribadian yang emosional.
Jangan menyalahkan
  • Jangan balik menyalahkan anak hanya untuk membenarkan sikap anda. Misalnya, dengan mengatakan bahwa seandainya ia tidak malas, anda tidak akan marah terus padanya. Ini sama saja dengan tidak meminta maaf, melainkan justru menyalahkannya.
Meminta maaf
  • Mengatakan bahwa anda bersalah dan bertanya apakah ia mau memaafkannya akan mempermudah untuk mengungkapkan penyesalan, sekaligus membuat anak belajar memahami cara memperbaiki hubungan.
Evaluasi
  • Bersama anak, lihat kembali bagaimana anda bisa menyelesaikan masalah itu dengan baik, dan sepakati cara yang akan dilakukan bila masalah yang sama terjadi lagi nanti.
Lupakan
  • Bagaimanapun juga, anda hanya seorang manusia, yang tentu tidak sempurna dan bisa berbuat salah. Namun, jangan terus berkutat pada rasa bersalah. Setelah meminta maaf pada anak, lupakan masalah tersebut dan berusahalah untuk tidak mengulanginya lagi, sama seperti ketika memintanya tidak mengulang kesalahan.
Jangan berlebihan
  • Berlebihan dan selalu meminta maaf, bahkan untuk hal-hal yang sangat sepele, justru akan membuat anda kehilangan wibawa. Mintalah maaf karena anda memang bersalah, bukan karena ingin berusaha menerapkan disiplin atau hukuman yang terbilang wajar, atas kesalahannya.
Tapi sering juga Reaksi dan cara menghadapi suatu masalah berbeda-beda pada setiap anak. Ada yang mudah memaafkan , tapi ada pula yang tidak, sehingga menimbulkan dampak dalam jangka waktu lama, misalnya:
1. Anak kehilangan kepercayaan pada orang tua maupun orang lain
2. Anak kurang mamiliki kepercayaan diri
3. Anak tidak dapat mengendalikan diri atau emosi.
4. Anak merasa sedih, tersisih, tersinggung dan lainnya.
5. Anak merasa tidak diperhatikan dan tidak dihargai perasaannya.